Dari Kamar Kos 3x3 Meter, Mahasiswi Ini Bangun Brand Fashion Muslim Hingga Punya Jutaan Pengikut
Senin, 28 April 2025 | 13:06 WIB

LINK UMKM - Bermodal keterampilan menjahit dan tekad yang kuat, seorang mahasiswi asal Yogyakarta berhasil membangun brand busana muslim lokal yang kini dikenal luas di media sosial. Nisa Khoirina, nama di balik label Puthic.id, memulai bisnisnya dari jasa jahit sederhana saat masih menjadi mahasiswa, sebelum kemudian berkembang menjadi salah satu brand fashion muslim yang diperhitungkan.
Perjalanan Nisa dimulai pada 2015, saat dirinya mengikuti sebuah program kewirausahaan yang mengharuskannya menciptakan ide bisnis. Dari situlah Puthic.id lahir. Pada masa itu, Nisa belum menjual busana siap pakai, melainkan hanya menerima pesanan jahitan pribadi dari teman-temannya sesama mahasiswa.
Aktif membagikan hasil karyanya di Instagram, Nisa secara perlahan mulai membangun identitas brand. Respons positif berdatangan, membuat pesanan terus meningkat, bahkan dari konsumen yang tidak dikenalnya secara langsung.
Menjemput Pelanggan, Jahit Sendiri, Promosi Mandiri
Tinggal di kamar kos kecil seluas 3x3 meter tak menghalangi Nisa untuk melayani pelanggan secara maksimal. Ia bahkan memilih untuk mendatangi langsung calon konsumen yang ingin mengukur badan, karena merasa ruang kosnya tidak layak dijadikan tempat konsultasi.
Bukan hanya menjahit, Nisa juga mengerjakan seluruh proses produksi sendiri, mulai dari membuat pola, menjahit, menghias pakaian dengan manik-manik, hingga mengatur sesi pemotretan untuk memasarkan karyanya. Semua dilakukan dengan bantuan teman-teman dekat, tanpa melibatkan modal besar.
Ia juga sempat menawarkan jasanya dalam bentuk penyewaan pakaian, terutama setelah mengunggah dokumentasi tugas kuliah berupa rancangan busana ke media sosial. Dari sinilah peluang baru muncul: konsumen mulai meminati hasil karyanya untuk dipakai di acara-acara formal, dan Nisa pun mulai menerima penyewaan pakaian.
Menariknya, demi menjaga kepuasan pelanggan, ia tak segan mengantar dan menjemput sendiri pakaian yang disewa, bahkan hingga ke luar kota seperti Magelang—semuanya dilakukan tanpa meminta biaya tambahan.
Kembangkan Usaha Lewat Kolaborasi
Ketika keterbatasan modal mulai menjadi kendala, Nisa memilih pendekatan kolaboratif. Ia menggandeng teman-temannya untuk menyewakan koleksi pakaian mereka melalui Puthic.id, dengan sistem bagi hasil. Strategi ini terbukti efektif, karena perlahan ia mampu menghimpun dana untuk memproduksi koleksi miliknya sendiri.
Pada 2016, fokus usahanya mulai mengarah ke jasa penyewaan busana secara lebih profesional. Dengan meningkatnya permintaan, Puthic.id mulai melayani penyewaan hingga ke luar kota. Untuk mengatasi kekhawatiran akan keamanan transaksi, Nisa menerapkan sistem uang jaminan yang dikembalikan setelah pakaian dikembalikan dalam kondisi baik.
Langkah tersebut diterima baik oleh konsumen dan menjadi titik penting dalam perluasan jangkauan usahanya.
Dari Mahasiswa ke Fashionpreneur
Kini, Puthic.id telah berkembang menjadi brand busana muslim yang dikenal luas secara daring, dengan pengikut media sosial mencapai lebih dari satu juta. Nisa tetap mempertahankan nilai-nilai kesederhanaan dan kerja keras yang mengawali perjalanannya—yakni pelayanan maksimal, kualitas produk buatan sendiri, dan pendekatan personal terhadap pelanggan.
Perjalanan Nisa menjadi contoh nyata bagaimana keterampilan, konsistensi, dan kreativitas bisa menjadi pondasi membangun bisnis dari nol, bahkan dari ruang kos yang sempit sekalipun.
***
ALP/NS